Maksudnya, gila ingin lepas dari rutinitas tersebut dan jalan-jalan untuk melepas penat.
Yah ini wajar, Dan penulis pun begitu. Kerennya bagi seorang TRAVEL WRITER bisa nikmatin keduanya. Nulis sebagai hobi sekaligus jalan-jalan gratissss...
Kalau yang sudah baca artikel saya yang duluuuu banget, pernah ngebahas hal ini juga. Mari kita detilkan.
Ketika SMP, saya masuk Pramuka karena suka banget sama kemah. Ketika SMA, Pramuka sudah nggak terlalu menarik lagi, saya masuk ke Pecinta Alam.
Ketika kuliah, saya punya komunitas yang isinya cuma 3 orang yang hobinya naik gunung.
Sebelum 5 CM eksis dan best seller, naik gunung sudah semacam wajib. Minimal 1-2 kali dalam setahun.
Suka, tapi nggak menghasilkan. Ini dulu, sebelum saya kenal yang namanya TRAVEL WRITER.
Setelah mengenal travel writer, alhamdulillah bisa pergi ke daerah-daerah yang ada di Indonesia. Yah, walaupun belum semuanya. Tapi lumayan lah ya. Secara GRATISAN.hehehe...
Bahkan alhamdulillah yang tadinya seperti nggak memungkin, bisa berangkat juga ke beberapa negara seperti Singapure dan Arab Saudi. Wasilah nulis.
Dan pertanyaannya adalah gimana CARA NULIS ARTIKEL TRAVELING?
Yuk kita bahas. Maaf ya sedikit panjang, semoga nggak lelah bacanya.
BEGINI...
Nggak seperti nulis buku, tulisan traveling ini menggabungkan tiga keahlian yang harus kita miliki. Apa saja?
1. Sebagai Jurnalis.
2. Sebagai Fotografer.
3. Sebagai Penulis.
Yuk kita bahas satu persatu.
1. Jurnalis
Yup, seorang travel writer ia harus menjadi seorang jurnalis. Yang namanya jurnalis, ketika datang ke sebuah tempat, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah melihat-lihat situasi dan mencari sumber tulisan.
Turun dari kendaraan, ia harusnya langsung nyari bahan. Dan bahan tulisan yang menarik nggak ada di tempat kayak hotel. Kita harus masuk ke tempat-tempat yang nggak biasa. Ini serunya jadi seorang travel writer, bisa ngunjungin destinasi yang bisa jadi traveler nggak nemuin hal tersebut.
2. Fotografer
Traveling nggak ada foto mirip sama sayur kurang garam. Apalagi sekarang, bisa dibilang hoax. Hehehe...
Jadi sebagai travel writer, sedikit-sedikit coba belajar dunia fotografi. Nggak perlu mahal, pakai kamera HP aja kalau memang sudah tahu ilmunya, bisa bagus. Apalagi banyak aplikasi yang ngebantu dari foto yang biasa jadi istimewa.
3. Menulis
Nah, selepas bahan-bahan tulisan siap, mulailah menggarapnya. Pakai bahasa yang nyantai dan nyaman. Ingat yang mau baca tulisan kita itu orang yang mau jalan-jalan, bukan yang mau sidang tesis atau skripsi. Jadi bikin bahasa yang ringan-ringan dengan foto-foto yang keren.
Kalau sudah seperti itu, wih, udah kece banget tuh. Latihan yang banyak.
- pulang kerja, di weekend, coba mulai jalan-jalan ke daerah Anda. Yang dekat-dekat saja. Habis itu tuliskan hal yang dijumpai. Itung-itung ngenalin daerah sendiri. Promosi daerah istilahnya.
- Sesekali, mulai ke luar kota dan tuliskan pengalamannya.
Yah, sebagai pemula memang kita harus modal dulu. Jalan-jalan dengan biaya sendiri dulu. Tujuannya nggak lain buat ngumpulin portfolio tulisan traveling kita. Kalau sudah dikenal, kan seru bisa naik pesawat dan jalan-jalan free.
Kalau sudah mahir, Anda bisa jadi dikontrak sama perusahaan penerbangan seperti Garuda untuk nulis destinasi-destinasi yang diterbitkan di majalah Garuda yang biasa kita dapat ketika naik pesawat.
Oke deh, yang mau fokus sama tulisan traveling, kuasai 3 hal tersebut, tulislah destinasi-destinasi yang keren. Terbitkan di blog dan suatu saat akan ada perusahaan-perusahaan yang minta Anda untuk menuliskan perjalanan-perjalanannya.
Semoga bermanfaat.